Selasa, 14 Mei 2019
Renungan Puasa Hari ke 10
Bulan Ramadhan adalah bulan yg agung karena dinisbatkan kpd Tuhan. Dlm Al-Quran, Tuhan adalah seperti *kampung halaman* tempat kita kembali. *Kepada Allah kamu semua kembali* (QS. Al-Maidah : 48).
Dikatakan oleh *Rumi*, manusia ibarat dikeluarkan dari rumahnya di surga oleh Tuhan dan dipindahkan sementara ke dunia, sebagaimana Adam dikeluarkan dari rumahnya di surga ke dunia. Dan kita diingatkan utk tdk melupakan rumah kita di surga itu karena keasyikan bermain-main didunia *yg mengakibatkan kita tersesat* tdk bisa kembali kerumah kita di surga. *Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan hiburan* (QS. Al-Anam : 32).
Selama bermain didunia kita disibukkan membeli *jajanan dunia* utk memenuhi kepuasan jasmani kita berupa : *kekayaan, kekuasaan, kemasyhuran, dsb*. Kita kelupaan memberi makanan rohani kita. Padahal *Rohani yg sehat* inilah yg akan membawa kita *tidak tersesat* dari jalan pulang kita kpd Tuhan. Rohani yg sehat ini perlu diberi makanan rohani berupa *amal saleh, bertaqwa kpd Allah Swt*. Amal saleh atau berbuat kebaikan ini dianjurkan oleh Allah Swt sebagaimana firman-Nya : *Wafaluul ghoiro la allakum tuflihuun (dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung)*.
*Rumi* dlm tulisannya berjudul *Kerinduan* mengilustrasikan kebutuhan duniawi dan rohani manusia, *seperti orang yg menunggang keledai*. Jika kita suapi terus keledai kita, keledai kita akan sangat kuat dan *ia akan membawa kita ke kandangnya* tanpa kita mampu mencegahnya. Kita lupa memberi asupan atau makanan rohani kita, padahal *ia akan membawa kita ke haribaan Tuhan*. Kita penunggang keledai yg punya tujuan berbeda dg tujuan keledai yg kita tunggangi.
Lebih lanjut, Rumi menyuruh kita *untuk menjadi Nabi Isa as (Yesus) diatas (menunggang) keledai kurus*. Inilah lambang rohani yg kuat yg mengendalikan tabiat hewaniah. Jika rohanimu kamu biarkan lemah, dan keledaimu yg kurus kamu jadikan kuat, maka keledaimu akan menjadi seperti naga perkasa yg tdk bisa engkau kendalikan lagi.
Puasa, salah satu tujuannya adalah memperkuat rohani menghadapi kuatnya godaan-godaan duniawi. Diriwayatkan konon Nabi Yusuf as waktu diangkat menjadi menteri pangan di Mesir, beliau banyak berpuasa utk memperkuat rohaninya menghadapi godaan-godaan duniawi itu.
Nabi Saw bersabda : *Tidak akan masuk Rumah Tuhan, orang yg setiap harinya hanya _memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya saja_*.
Nabi Saw juga bersabda : *Tidak akan masuk kerajaan langit orang yg hanya memenuhi perutnya*.
Owe.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar