Selasa, 28 Mei 2019

Metamorfosis Lailatul Qadr



Metamorfosis Lailatul Qadar

 تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr.

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

Lailatul Qodar bukanlah sekedar perkara hitung2an materi ibadah.

Ruh dan Materi sesuatu yang saling melengkapi disebabkan perbedaannya yang mencolok dan Lailatul Qodar adalah perkara Ruh bukan perkara hitung2an materi belaka, ia lebih baik dari 1000 bulan lompatan waktu, lompatan ruang dan waktu, subhaanallaah.

 لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
lailatul-qadri khairum min alfi syahr
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

Banyak orang yang sibuk mencari Lailatul Qadar tapi belum tentu Lailatul Qodar pun sibuk mencari mereka sebab Lailatul Qadar hanya sibuk mencari orang-orang yang pantas dan sanggup menerima kehadirannya.

Mari perpantas diri kita untuk mendapatkannya dengan cara terus menerus menundukkan hati hanya kepada Allah, hilangkanlah khawatir dan sedih, maafkan kesalahan sesama, perkuat hubungan kita dengan sang pemilik Lailatul Qadar.

"Allaahumma innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa, Fa'fu'annii" .
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Menyukai Pemaafan, Maka Maafkanlah diriku.

Maksud menyukai pemaafan adalah bahwa Allah itu suka memaafkan, suka kepada para pemaaf,  dan suka pula kepada orang yang meminta maaf.

Orang yang berlapang hati karena selalu memaafkan maka ia akan mudah diminati oleh Lailatul Qadar.

Termasuk I'tikaf adalah salah satu cara memantaskan diri untuk diminati Lailatul Qodar, seperti Ulat yang "I'tikaf" di dalam kepompong, ia melebur dirinya, ia beristighfar atas masa lalunya yang merusak dan menjijikkan, ia maafkan hinaan siapapun yang telah menganggapnya hama penganggu  ia terus-menerus hancurkan sisa-sisa keulatan yang ada, lalu setelah beberapa hari "i'tikaf" di dalam sang kepompong kemudian tumbuhlah kaki kaki yang baru, sayap yang menarik, dan ia pun berubah menjadi kupu-kupu yang indah, sang ulat seribu bulan.

Semoga kita semua berjodoh dengan Lailatul Qodar, aamiin...

*Salam I'tikaf,* bagi yg rumahnya dekat dengan masjid, ayo geser langkahnya, laksanakan i'tikaf di dalamnya.
Anonim.

Selasa, 14 Mei 2019

Renungan Puasa Hari ke 10



Bulan Ramadhan adalah bulan yg agung karena dinisbatkan kpd Tuhan. Dlm Al-Quran, Tuhan adalah seperti *kampung halaman* tempat kita kembali. *Kepada Allah kamu semua kembali* (QS. Al-Maidah : 48).
Dikatakan oleh *Rumi*, manusia ibarat dikeluarkan dari rumahnya di surga oleh Tuhan dan dipindahkan sementara ke dunia, sebagaimana Adam dikeluarkan dari rumahnya di surga ke dunia. Dan kita diingatkan utk tdk melupakan rumah kita di surga itu karena keasyikan bermain-main didunia *yg mengakibatkan kita tersesat* tdk bisa kembali kerumah kita di surga. *Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan hiburan* (QS. Al-Anam : 32).
Selama bermain didunia kita disibukkan  membeli *jajanan dunia* utk memenuhi kepuasan jasmani kita berupa : *kekayaan, kekuasaan, kemasyhuran, dsb*. Kita kelupaan memberi makanan rohani kita. Padahal *Rohani yg sehat* inilah yg akan membawa kita *tidak tersesat* dari jalan pulang kita kpd Tuhan. Rohani yg sehat ini perlu diberi makanan rohani berupa *amal saleh, bertaqwa kpd Allah Swt*. Amal saleh atau berbuat kebaikan ini dianjurkan oleh Allah Swt sebagaimana firman-Nya : *Wafaluul ghoiro la allakum tuflihuun (dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung)*.

*Rumi* dlm tulisannya berjudul *Kerinduan* mengilustrasikan kebutuhan duniawi dan rohani manusia,  *seperti orang yg menunggang keledai*. Jika kita suapi terus keledai kita, keledai kita akan sangat kuat dan *ia akan membawa kita ke kandangnya* tanpa kita mampu mencegahnya. Kita lupa memberi asupan atau makanan rohani kita, padahal *ia akan membawa kita ke haribaan Tuhan*. Kita penunggang keledai yg punya tujuan berbeda dg tujuan keledai yg kita tunggangi.

Lebih lanjut, Rumi menyuruh kita *untuk menjadi Nabi Isa as (Yesus) diatas (menunggang) keledai kurus*. Inilah lambang rohani yg kuat yg  mengendalikan  tabiat hewaniah. Jika rohanimu kamu biarkan lemah, dan keledaimu yg kurus kamu jadikan kuat, maka keledaimu akan menjadi seperti naga perkasa yg tdk bisa engkau kendalikan lagi.

Puasa, salah satu tujuannya adalah memperkuat rohani menghadapi kuatnya godaan-godaan duniawi. Diriwayatkan konon Nabi Yusuf as waktu diangkat menjadi menteri pangan di Mesir, beliau banyak berpuasa utk memperkuat rohaninya menghadapi godaan-godaan duniawi itu.

Nabi Saw bersabda : *Tidak akan masuk Rumah Tuhan, orang yg setiap harinya hanya _memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiknya saja_*.
Nabi Saw juga bersabda : *Tidak  akan masuk kerajaan langit orang yg hanya memenuhi perutnya*.
Owe.

Kamis, 09 Mei 2019

Khutbah Rasul SAW Saat Menyambut Ramadhan



Khutbah Rosululloh SAW menyambut bulan Romadhon

Wahai manusia !
Sungguh telah datang pada kalian bulan Alloh dengan membawa berkah, rahmat dan maghfiroh. Bulan yang paling mulia di sisi Alloh.
Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama.
Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama.

Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Alloh dan dimuliakan olehNya.

Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabahi.

Bermohonlah kepada Alloh Robbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Alloh membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca kitabNya.

Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Alloh di bulan yang agung ini.

Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat.

Bersedekahlah kepada kaum fuqoro dan masakin.

Muliakanlah orang-orang tuamu, sayangilah yang muda,

Sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya, dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kau mendengarkannya.

Kasihilah anak-anak yatimmu.

Bertobatlah kepada Alloh dari dosa-dosamu.

Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdo’a pada waktu sholatmu karena itulah saat-saat paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hambaNya dengan penuh kasih,

Dia menjawab mereka ketika mereka menyeruNya, menyambut mereka ketika mereka memanggilNya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepadaNya.

Wahai manusia!

Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar.

Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah !

Alloh Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaranNya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang sholat dan sujud,

Dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri dihadapan Robb al alamin.

Wahai manusia!

Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang Mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka disisi Alloh nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.

(Sahabat-sahabat bertanya:”Ya Rasululloh! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian”. Rosululloh meneruskan:)

Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma.

Jagalah dirimu dari api neraka walaupun dengan seteguk air.

Wahai manusia!

Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Alloh akan meringankan pemeriksaanNya di hari kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Alloh akan menahan murkaNya pada hari ia berjumpa denganNya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Alloh akan memuliakannya pada hari ia berjumpa denganNya.

Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (shilaturrohmi) di bulan ini, Alloh akan menghubungkan dia dengan rohmatNya pada hari ia berjumpa denganNya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Alloh akan memutuskan rohmatNya pada hari ia berjumpa denganNya.

Barangsiapa melakukan sholat sunnat di bulan ini, Alloh akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.

Barangsiapa melakukan sholat fardhu baginya ganjaran seperti melakukan 70 sholat fardhu di bulan yang lain.

Barangsiapa memperbanyak sholawat kepadaku di bulan ini, Alloh akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.

Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat al-Qur’an, ganjarannya sama seperti mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia!

Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepadanya bagimu.

Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.

Amirul mukminin Ali k.w.berkata,”Aku berdiri dan berkata,”Ya Rosululloh! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Alloh”.

(Kutipan dari; www.huttaqi com bab ; Puasa)

Rabu, 08 Mei 2019

Perjalanan Terakhir Di Hari Tua





* Perjalanan Terakhir di Hari Tua*

Pagi itu aku membawa mobilku menuju sebuah rumah bercat hijau. Kubunyikan klakson sebagai tanda bahwa taksi yang dipesan telah siap di depan rumahnya. Aku menunggu beberapa menit.   Namun tidak ada tanda-tanda seseorang akan keluar dari rumah itu.
Tadinya aku mau membunyikan klason lagi tapi perasaanku mengatakan aku harus keluar dan mengetuk pintu rumah itu saja.

Aku membuka pintu mobil, berjalan melalui taman di depan rumahnya.
“Taman yang cukup terawat”, pikirku.  Aku mulai mengetuk pintu rumahnya.
Terdengar sebuah suara : “Tunggu sebentar ya”.
Suaranya lemah, sepertinya sudah berusia senja.
Lalu aku dengar langkah kaki dan sesuatu yang diseret menuju ke pintu tempat aku berdiri.
Tak lama pintu terbuka.
Seorang wanita tua berdiri di depanku.  Dia mengenakan baju berwarna ungu  dan kerudung berwarna senada yang dipakai diatas kepalanya.
Aku menebak umurnya mungkin sekitar 70 an tahun.

Di sampingnya terdapat sebuah koper kecil yang tadi terdengar diseret.  Tidak ada orang lain di rumah itu, bahkan aku perhatikan semua perabotan disana sudah kosong,  terlihat beberapa dus bekas dan meja kecil yang ditutup koran.
Sepertinya pemiliknya akan meninggalkan rumah itu dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak ingin kembali kesana.

“Apakah Anda bisa membawa koper saya ke mobil? " dia bertanya.
Aku mengangguk lalu mengambil koper dan memasukannya dalam bagasi  taksi,  kemudian kembali untuk membantu wanita itu.
Dia memegang lenganku dan kami berjalan perlahan menuju tepi jalan tempat aku memarkirkan kendaraanku.
Wanita tua itu berterima kasih kepadaku karena mau memegangnya saat menuju taksi tadi.
 "Tidak mengapa Bu..., itu sudah seharusnya saya lakukan.”
Saya jadi teringat Ibu saya sendiri.  Saya senang jika Ibu saya diperlakukan dengan baik oleh orang lain.
Jadi sudah seharusnya saya juga melakukan hal yang sama pada Ibu. “Oh, Anda sepertinya anak yang baik ya”, katanya.   Aku hanya tersenyum.
Ketika kami sampai di dalam taksi, wanita itu memberi aku sebuah alamat dan kemudian bertanya, "Bisakah Anda berkendara melalui pusat kota?"
"Pusat kota..? Bukankah itu malah menjadi lebih jauh kalau mau ke alamat ini Bu?" jawabku cepat.
“ Oh ya, sy mengerti, tp saya tidak terburu-buru, saya sedang dalam *perjalanan ke panti jompo Nak”.*
Aku melihat di kaca spion. Matanya berkilauan sepertinya dia menahan tangis.  Terlihat jelas ada kesedihan terpendam di wajahnya.
"Saya tidak punya keluarga lagi Nak..," lanjutnya dengan suara lembut.
“Suami saya sudah meninggal, saya tidak punya anak.  Dokter mengatakan saya punya *penyakit serius.*
Jika sendirian di rumah,  dokter khawatir terjadi apa-apa dengan saya, jadi dokter menyarankan agar sisa hidup saya ini dihabiskan di panti jompo saja Nak. "

Aku diam-diam mengulurkan tangan dan *mematikan argometer.*
“ Ibu ingin lewat jalan apa?
Biar saya antar jalan-jalan dengan taksi saya ini”.

Ibu itu pun lalu memintaku untuk melewati jalan di kota yang cukup ramai.
Beliau menunjukkan gedung tempat dia pernah bekerja sebagai seorang sekretaris.
Kami melaju melalui sebuah perumahan,  di mana ia dan suaminya pernah tinggal ketika masih pengantin baru.
Lalu beliau juga memintaku untuk berhenti di depan sebuah gudang mebel yang pernah menjadi ballroom gedung kesenian tempat di mana dia menjadi penari saat masih gadis.
Kadang-kadang dia memintaku untuk memperlambat di depan sebuah bangunan tertentu atau berhenti di sebuah sudut jalan, kemudian dia keluar dari mobil.   Dia  duduk di situ, menatap ke sekeliling, terkadang dia menyentuh tembok, atau benda yang ada disana.  Pandangannya menunjukkan rona kesedihan, namun tidak mengatakan apa-apa.
Tanpa terasa matahari sudah mulai meninggalkan cakrawala. Hari sudah berganti gelap.  Dia tiba-tiba berkata, "Aku lelah.., ayo pergi sekarang".
Kami melaju dalam keheningan ke alamat yang telah dia berikan padaku.
Sesampainya disana, aku melihat Itu adalah sebuah bangunan, seperti rumah peristirahatan kecil.
Sekelilingnya penuh dengan tanaman hias aneka warna.
Suasananya sejuk, sangat cocok untuk menenangkan diri.   Ada kolam ikan di dekat jalan menuju pintu masuk.
Beberapa kandang burung juga ada disana.
Menambah semarak suasana sekitar rumah tersebut.
Ada dua orang perempuan berbaju perawat yang keluar dari rumah kecil itu.
Mereka membawa sebuah kursi roda.  Terihat garis kecemasan di wajah perawat itu.  Mungkin mereka sudah mengharapan wanita tersebut dari sejak siang tadi.
Aku membuka bagasi, mengambil koper kecil dan membawanya menuju pintu masuk.  Wanita itu sudah duduk di kursi roda.
“Berapa yang harus saya bayar untuk ongkos taksinya nak...? “
(Dia bertanya sambil merogoh tasnya.)
*"Gak usah Bu,"* kataku.
"Wah gak boleh begitu, Anda kan mencari nafkah", jawabnya.
“gak papa bu..., nnt kan ada penumpang yg lain ".
Aku menjawab yakin.
Tanpa berpikir panjang, aku membungkuk dan memeluknya di kursi roda.
Dia balas memelukku dan memegang erat-erat tanganku.
"Nak... Anda sudah memberikan kpd seorang wanita tua ini sebuah *kegembiraan* yang tiada tara".  Anda sudah memberikan *Perjalanan terakhir* yang menyenangkan untuk saya kenang.
Terima kasih untuk semua kebaikanmu ya Nak”.
Aku meremas tangannya, dan kemudian berjalan ke dalam cahaya malam yang redup.
Di belakangku terdengar pintu menutup.
Rasanya pilu, dingin dan menyeramkan.  Seperti tertutupnya satu buah harapan dalam kehidupan.

Aku tidak mengambil lagi penumpang di jalan meski ada beberapa yang meminta taksiku berhenti.   Aku pergi tanpa tujuan, melamun.
Selama sisa hari itu, aku hampir tidak bisa bicara.
Pikiranku melayang saat pertama kali bertemu dengan wanita tua itu.  Bagaimana jika bukan aku sopir taksi yang menjemputnya.  Bagaimana jika sopir taksi yang menjemputnya itu tidak keluar dari mobil dan hanya marah-marah sambil klakson berkali-kali untuk memberitahu bahwa taksi sudah datang..?
Bagaimana jika sopir taksi itu tidak mau mengantarnya jalan-jalan seharian?
Padahal di jalan banyak penumpang yang akan memakai jasa taksinya.
Aku akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa aku telah melakukan sesuatu yang benar, selain mencari uang di jalanan dengan taksiku ini.

Bukankah hidup bagaikan roda yang berputar?
Bagaimana jika wanita tua itu adalah Ibuku sendiri?
Bagaimana jika wanita tua itu adalah istriku sendiri?
Bagaimana jika wanita tua itu adalah anakku sendiri.
Atau bahkan *diriku sendiri.*

________________

Pesan :
Sebuah tindakan kecil bisa jadi merupakan sebuah hal besar untuk orang lain. Anda mungkin tidak akan mengingat apa yang telah Anda lakukan untuk orang lain. Namun orang lain akan selalu mengingat apa yang telah Anda perbuat sehingga membuat hidupnya menjadi lebih berarti.   Maka teruslah *memberi* manfaat untuk orang lain dan lakukan dengan sepenuh hati.
Sebab hati tidak pernah berbohong.   Dia tahu mana yang harus Anda lakukan atau Anda tinggalkan.
Semoga kita juga bisa memakai Hidup kita Bermanfaat bagi orang Lain... 🙏🙏🙏

Muhammad SAW Bukan Manusia Biasa



ANDA ANGGAP RASULULLOH صلى الله عليه وسلم  ITU MANUSIA BIASA ???

Sayidah Aminah berkata, “Ketika aku mengandung “Kekasihku” Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, di awal masa kehamilanku, yaitu bulan Rajab.

Suatu malam, ketika aku dalam kenikmatan tidur, tiba tiba masuk seorang laki-laki yang sangat elok parasnya, wangi aromanya, dan tampak sekali pancaran cahayanya.

Dia berkata, “Marhaban bika Ya Muhammad (Selamat datang untukmu Wahai Muhammad)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab “Aku Adam, ayah sekalian manusia”
“Apa yang engkau inginkan?”
“Aku ingin membawa kabar gembira. Bahagialah engkau wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Sayyidil Basyar” (Pemimpin Manusia)”

Pada bulan kedua datang seorang laki-laki, seraya berkata, “Assalamu’alaika Ya Rasulallah (Salam untukmu wahai utusan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Tsits”
“Apa yang engkau inginkan”
“Aku ingin menggembirakanmu, bergembiralah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibut Ta’wil wal Hadits” (Pemilik Ta’wil dan Hadits)”

Pada bulan ketiga datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Nabiyallah (Salam untukmu wahai Nabi Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Idris”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyir Ro-iis” (Nabi Pemimpin)”.
Pada bulan keempat datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Habiballah (Salam untukmu wahai Kekasih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Nuh”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah wahai Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibun Nashri wal Futuh” (Pemilik Pertolongan dan Kemenangan)”.

Pada bulan kelima datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya shafwatallah (Salam untukmu wahai Sahabat Karib Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Hud”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bergembiralah wahai ibu Aminah, engkau sedang mengandung “Shohibusy Syafa’ah fil yawmil Masyhud” (Pemilik Syafaat di Hari persaksian/ Hari kiamat)”.

Pada bulan keenam datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Rohmatallah (Salam untukmu wahai kasih sayang Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Ibrohim AlKholil”
“Apa yang engkau inginkan”
“Bahagialah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Jalil” (Nabi yang Agung)”.
Pada bulan ketujuh datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya manikhtaarohullah” (Salam untukmu wahai orang yang telah dipilih Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isma’il Adz-Dzabih (Yang disembelih)”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Malih” (Nabi yang Elok)”.

Pada bulan kedelapan datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Khirotallah” (Salam untukmu wahai pilihan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Musa putra Imran”
“Apa yang engkau inginkan”
“Kabar gembira Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Man Yunzalu ‘alaihil Qur’an” (Orang yang akan diuturunkan padanya Al-Qur’an)”.

Pada bulan kesembilan, yakni bulan Robi’ul Awwal, datang seorang laki-laki yang berkata, “Assalamu’alaika ya Rosulallah” (Salam untukmu wahai utusan Allah)”.
Aku bertanya, “Siapa engkau?”
Ia menjawab, “Aku Isa putra Maryam”
“Apa yang engkau inginkan”
“Gembiralah engkau Ya Aminah, engkau sedang mengandung “Nabiyil Mukarrom wa rosulil mu’adhom” (Nabi yang dimuliakan dan Rasul yang diagungkan)”.

Syaikh Nawawi Banten, Maulid Ibriz, hlm 17-19.

Detik-detik Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Telah disebutkan bahwa sesungguhnya pada bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah (Robi'ul-Awwal) saat hari-hari kelahiran Nabi Muhammad saw sudah semakin dekat, Alloh swt semakin melimpahkan bermacam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah mulai tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Robiul-Awwal malam kelahiran Al-Musthofa Muhammad saw.

Pada Malam Pertama (ke 1) :

Alloh swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam ke 2 :

Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad saw yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Alloh swt.

Pada malam ke 3 :

Datang seruan memanggil :
“Wahai Aminah … sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rosululloh saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Alloh swt.”

Pada malam ke 4 :

Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas.

Pada malam ke 5 :

Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Alloh Ibrohim as.

Pada malam ke 6 :

Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad saw memenuhi alam semesta.

Pada malam ke 7 :

Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.

Pada malam ke 8 :

Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan :
“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih Alloh swt Pencipta Alam Semesta.”

Pada malam ke 9 :

Alloh swt semakin mencurahkan rohmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah.

Pada malam ke 10 :

Sayyidah Aminah melihat tanah Tho’if dan Mina ikut bergembira menyambut akan kelahiran Nabi Muhammad saw.

Pada malam ke 11 :

Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad saw.

Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Robi’ul-Awwal di sepertiga malam. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Sayyid Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Alloh swt di sekitar Ka’bah. Sedangkan Sayyidah Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya.

Tiba-tiba Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat masing² sangat jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.

Wanita pertama datang berkata :
”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Alloh Adam as, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Alloh untuk menemanimu.”

Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira :
“Aku adalah istri Nabi Alloh Ibrohim as yang diperintahkan Alloh swt untuk menemanimu.”

Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga :
”Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Alloh untuk menemanimu.”

Datanglah wanita ke empat :
”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rosululloh.”

Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata.

Keajaiban berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangannya dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Alloh swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.

Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa beterbangan yang sangat indah berkilau cahayanya.

Detik berikutnya Alloh swt memerintahkan kepada Malaikat Ridhwan agar mengomandokan seluruh bidadari sorga agar berdandan cantik dan rapi, memakai kain sutra dan segala macam bentuk perhiasan dengan bermahkotan emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian sorga yang harum semerbak ke segala penjuru, lalu beribu ribu bidadari² itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridhwan, terlihat wajah bidadari² itu gembira.

Lalu Alloh swt memanggil :
“Yaa Jibril … serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rosul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril … perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu-pintu neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridhwan untuk membuka pintu-pintu sorga dan bersoleklah engkau dengan sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasih-Ku Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril… bawalah beribu ribu malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah Kekasih-Ku Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”

Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan beribu ribu malaikat. Sayyidah Aminah melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih yang berkilau cahayanya mendekati Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Nabi Muhammad Rosululloh saw dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw bersujud kepada Alloh seraya mengucapkan :
“Allohu Akbar ... Allkhu Akbar ... Wal-Hamdulillahi katsiro, wasubhanallohi bukrotan wa ashila...”

Kegembiraan memancar dari setiap sudut alam raya, gemuruh sholawat memenuhi semesta dengan bahasa yang berbeda beda dan dengan cara yang bermacam macam pula

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Tidaklah Kami MENGUTUS Engkau (Muhammad) Melainkan Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam (Al-Anbiya)

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa alaa sayyidina Muhammad

“Yaa Nabi Salam Alaika … Yaa Rosul Salam Alaika … Yaa Habib Salam Alaika … Sholawatulloh Alaika ... ”

Semoga Selawat dan salam senantiasa tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW berserta kluarga & para shabat yang menngikutinya dan kita umatnya hinga Akhir zaman semoga kita memperoleh syafaatnya kelak.

Ya Allah ya rabb..
Semoga Engkau bangkitkan kami dalam barisan yang sama bersama Rasul kami Ya Habibi Yaa Rasulullah

Aamin Ya Robbal Alamiin

(Diriwayatkan dari Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-syafi’i. Dalam kitabnya “Anni’matul-Kubro ’alal-alam).

Maqom Saiyyida Aminah ibunya Baginda saw. 😢😭😢😭

Selasa, 07 Mei 2019

Agar Puasa MenghasilKan Cahaya


*AGAR PUASA MENGHASILKAN CAHAYA*
_____________________
FP: Pondok Habib

Berkata sebagian arifin,
الصوم بقدر ما يكون تجويعا للبطن فانه يكون غذاء للروح
Besarnya makanan bagi ruh sesuai kadar kosongnya perut seseorang. Semakin lapar perut seseorang ketika berpuasa semakin besar cahaya yang masuk ke dalam ruhnya.

*Al-Imam Al-Habib Abdullah Al-Haddad* berkata:
ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺤﺪﺍﺩ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ: ﻭﻣﻦ ﺁﺩﺍﺏ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻟﻨﻮﻡ ﺑﺎﻟﻨﻬﺎﺭ ، ﻭﻻ ﻳﻜﺜﺮ ﺍﻷﻛﻞ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ، ﻭﻟﻴﻘﺘﺼﺪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻳﺠﺪ ﻣﺲ ﺍﻟﺠﻮﻉ ﻭﺍﻟﻌﻄﺶ ؛ ﻓﺘﺘﻬﺬﺏ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺗﻀﻌﻒ ﺷﻬﻮﺗﻪ ، ﻭﻳﺴﺘﻨﻴﺮ ﻗﻠﺒﻪ ...ﻭﺫﻟﻚ ﺳﺮ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﻭﻣﻘﺼﻮﺩﻩ
 (ﺍﻟﻨﺼﺎﺋﺢ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﺹ 138)

*"Diantara adab-adabnya orang yang berpuasa, hendaknya ia tidak memperbanyak tidur di siang hari dan tidak memperbanyak makan di malam hari. Hendaknya ia bersikap wajar saja akan hal tersebut, sehingga ia tetap merasakan rasa lapar dan dahaga (di siang harinya karena tidak banyak tidur, dan di malam harinya mampu berjaga karena tidak terlalu kenyang). Dengan demikian jiwanya akan bersih, nafsu syahwatnya akan melemah dan hatinya akan bercahaya. Inilah rahasia dan tujuan dari ibadah puasa"*

Berkata *Jalaluddin ar-Rumi,*
*"Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa, apinya akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu. Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab. Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan di dalam hasratmu"*.

*Imam Ghazali* dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tiga tingkatan dalam berpuasa.
*Tingkatan pertama, adalah menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat.*

*Tingkatan kedua, selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa.*

*Tingkatan ketiga, menjaga pandangan hati agar senantiasa memandang Allah dan tidak terbersit kepada selainNya.*

Bulan puasa adalah bulan riyadhoh. *Kata Abah Guru Sekumpul, "Arti riyadhoh itu tarkul manam (meninggalkan tidur), tarkul anam (meninggalkan manusia, uzlah), tarkul tho'am (meninggalkan makanan, lapar), tarkul kalam (meninggalkan berbicara, banyak diam)."*

Berkata *Syekh Abil Hasan As Syadzili,*
*"Jika engkau ingin diberikan khusyu' maka janganlah memandang hal-hal yang diharamkan Allah.*
*Jika engkau ingin dianugerahi hikmah maka janganlah berlebihan dalam berbicara (perbanyaklah diam).*
*Jika engkau ingin merasakan lezatnya iman maka janganlah berlebihan dalam makanan."*

Mudah-mudahan berkat Rasulullah saw, Auliya Allah, Guru-guru kita dan orang-orang sholeh..Allah ampuni dosa-dosa kita, dipanjangkan umur sehingga dapat bertemu dengan bulan ramadhan.
ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻣﻴﻦ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ

Minggu, 05 Mei 2019

Membakar



*MEMBAKAR*
*Oleh: Ahmad Yani*
Penulis Buku *KITA DAN SYAITAN*

Ramadhan itu artinya membakar. Yang dibakar adalah dosa. Kalau dosa diumpamakan seperti pohon dan pohon itu dibakar, maka nasib pohon itu mati. Tapi karena tidak terbakar sampai ke akar-akarnya, potensi untuk tumbuh lagi tetap ada, tapi sangat sulit. Begitulah orang yang sukses puasa Ramadhan, dosa menjadi sangat sulit untuk dilakukan lagi.

Hal yang amat disayangkan, ibarat pohon bukan dibakar, tapi hanya ditebang cabang dan rantingnya, menebangnyapun mau musim hujan. Lalu, tumbuh lagi lebih hijau, lebih segar, bahkan lebih rimbun. Bisa jadi, ada orang di bulan Ramadhan hanya meninggalkan dosa untuk sementara, setelah Ramadhan berakhir, dosa itu dilakukan lagi lebih semangat dan lebih banyak, nauzubillah min dzalik.

Orang seperti inilah yang kata Nabi Saw: "Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu, kecuali hanya lapar dan haus saja." (Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan 1440 H, Semoga Menjadi Semakin Bertaqwa Kepada Allah SWT).

Persembahan:
Rumah Sehat Thera Afiat
Gurah - Bekam - Urut
U/ Info Call 08111-594599