Minggu, 15 Juli 2018
Seni Burok
Seni Burok
Seni Burok adalah salah satu kesenian rakyat yang sangat terkenal dan digemari di kalangan masyarakat sekitar Cirebon dan Indramayu. Menurut cerita seni Burok sudah ada sekitar tahun 1934. Awalnya ada seorang penduduk desa Kalimaro Kecamatan Babakan bernama Kalil membuat sebuah kreasi baru seni Badawang (boneka-boneka berukuran besar) yaitu berupa Kuda Terbang Buroq, konon ia diilhami oleh cerita rakyat yang hidup di kalangan masyarakat Islam tentang perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhamad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan menunggang hewan kuda bersayap yang disebut Buroq.
Selain dalam cerita rakyat, masyarakat Cirebon dikenalkan pula sosok Buroq ini dalam lukisan-lukisan kaca yang pada waktu itu cukup popular dan dimiliki oleh beberapa anggota masyarakat di Cirebon.
Di dalam perkembangannya Genjring Buroq semakin digemari masyarakat, bahkan tersebar ke pelbagai daerah di luar Cirebon, seperti Losari, Brebes, Banjarharja, Karang Suwung, Ciledug, Kuningan, dan Indramayu.
Di Cikakak pertunjukan Burok biasanya dipakai dalam beberapa hajatan, seperti Sunatan, perkawinan, dll. Burok biasanya dilakukan mulai pagi hari atau siang hari tergantung pesanan dai yang punya hajat lalu berkeliling kampung di sekitar lokasi hajatan tersebut. Selain boneka Buroq, ada juga boneka pengiring lainnya seperti Gajah, Macan, Kuda, Kera, dll., bahkan sekarang ada juga boneka Barongsai yang biasa kita saksikan dalam acara imlek.
Pertunjukan Burok dimulai dengan "Tetalu" lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu. Setelah banyak masyarakat yang datang rombongan mulai bergerak dan semakin lama semakin meriah karena masyarakat boleh turut serta menari berbaur berjoged ria dengan para pelaku.
Dalam acara khitanan biasanya anak sunat dinaikan ke atas Burok dengan pakaian sunat lengkap dan nampak dimanjakan. Pada saat arak-arakan, lagu-lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu dangdutan dan tarling yang merupakan lagu ciri khas masyarakat Cirebon dan sekitarnya.
Musik pengiring Burok biasanya terdiri dari 3 buah dogdog (besar, sedang, kecil), 4 genjring, 1 simbal, organ, gitar, gitar melodi, kromong, suling, kecrek. Namun seiring perkembangan zaman dogdog dan genjring sekarang sudah tergantikan oleh alat musik yang sudah modern yaitu drum. Alat-alat tersebut berfungsi sebagai pengiring tarian juga pengiring nyanyian. Nyanyian biasanya dibawakan oleh penyanyi pria dan wanita, kadangkala bergiliran tergantung dari karakter lagu yang dibawakan. Biasanya disini banyak orang yang minta lagu yang mereka sukai dengan memberikan saweran.
Pantura, 15/7/18
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar